Animasi
tradisional merupakan animasi yang dibuat di kertas putih kosong, yang
pembuatannya secara manual yaitu digambar dengan tangan. Pada awalnya animasi
tradisional tersebut dilakukan pada zaman dahulu sebelum computer ditemukan. Animasi tradisional juga sering disebut cel animation karena pembuatannya
dilakukan pada celluloid transparent yang secara sekilas terlihat sama
dengan kertas transparansi untuk OHP. Celluloid transparent adalah kertas yang tembus pandang sehingga animator
dapat dengan mudah membuat gambar yang saling berurutan satu sama lain dan
dapat menciptakan animasi yang tampak halus dan mulus pergerakannya.
Pada pembuatan animasi tradisional, setiap
tahap gerakan digambar satu per satu di atas cel. Namun seiring dengan
bergantinya zaman, metode ini sudah jarang atau bahkan tidak di gunakan lagi
sejak tahun 1990 karena munculnya teknik animasi dengan komputer. Animasi
tradisional sering kita sebut dengan animasi 2D, karena hasil jadi/ hasil
visual dari animasi tradisional terkesan datar.
Animasi tradisional
banyak menghasilkan film-film kartun (animasi kartun) untuk televisi maupun
bioskop. Beberapa film kartun produksi Disney (Snow white and seven dwarf,
cinderella, bambi, beauty and the beast, aladin, the lion king, dan lainnya),
produksi Hanna Barbera (The flinstone, tom and jerry, dan lainnya) menggunakan
jenis animasi ini.
Sebelum
berkembangnya teknologi animasi berbasis komputer, semua animasi tradisional
dilakukan menggunakan tangan. Setiap satu animasi memerlukan sekitar 20 frame
dan diperlukan waktu serta tenaga yang besar untuk menghasilkan sebuah animasi
yang lengkap.
Animasi dibuat dari
berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga
muncul efek gambar bergerak. Gambar pertama dipaparkan pada
screne. Kemudian gambar kedua yang mungkin lebih kecil atau berukuran sama
dengan gambar pertama ditumpuk pada gambar pertama. Proses ini diulang beberapa
kali, setiap kali gambar yang baru menunjukkan sedikit perubahan. Sekiranya
proses ini diulang-ulang, ia kelihatannya seperti bergerak.
Cara kerja animasi tradisional
menggunakan antara lain Papan cerita Rekaman suara, Animatik, Reka bentuk dan
pemasaan, Susun atur, Animasi, Latar belakang, Lukis warna dan kamera, Lukis
warna digital, Komputer dan kamera video digital.
Case:
Thaumatrope
Sebuah alat berbentuk kepingan
yang dikaitkan dengan tali pegas diantara kedua sisinya. Kepingan itu memiliki
dua gambar pada sisinya. Satu sisi bergambar burung, satu sisi lainnya
bergambar sangkar burung. Ketika kepingan berputar maka burung seolah masuk
kedalam sangkarnya. Proses ini ditangkap oleh mata manusia dalam satu waktu,
sehingga mengekspose gambar tersebut menjadi gerak.
Dua penemuan berikutnya semakin
menolong mata manusia.Phenakistoscope, ditemukan oleh Joseph Plateu (1826),
merupakan kepingan kartu berbentuk lingkaran dengan sekelilinganya di penuhi
lubang-lubang dan gambar berbentuk obyek tertentu. Mata akan melihat gambar
tersebut melalui cermin dan pegas membuatnya berputar sehingga satu serial
gambar terlihat secara progresif menjadi gambar yang bergerak kontinyu.
Teknik yang sama di tampilkan
pada alat bernama Zeotrope, ditemukan oleh Pierre Desvignes (1860),
berupa selembar kertas bergambar yang dimasukan pada sebuah tabung.
Pengembangan kamera gerak dan
projector oleh Thomas Alfa Edison serta para penemu lainnya semakin
memperjelas praktika dalam membuat animasi. Animasi akhirnya menjadi suatu hal
yang lumrah walaupun masih menjadi “barang” mahal pada waktu itu.
Bahkan Stuart Blackton, diberitakan telah membuat membuat film animasi
pendek tahun 1906 dengan judul “Humourous Phases of Funny
Faces”, dimana prosesnya dilakukan dengan cara menggambar kartun diatas papan
tulis, lalu difoto, dihapus untuk diganti modus geraknya dan di foto lagi
secara berulang-ulang. Inilah film animasi pertama yang menggunakan
“stop-motion” yang dihadirkan di dunia.
Pada awal abad ke dua puluh,
popularitas kartun animasi mulai menurun sementara film layar lebar semakin
merajai sebagai alternatif media entertainment. Publik mulai bosan dengan pola
yang tak pernah berganti pada animasi tanpa didalamnya terdapat story line dan
pengembangan karakter. Apa yang terjadi pada saat itu merupakan kondisi dimana
mulai terentang jarak antara film layar lebar dan animasi, kecuali beberapa
karya misalnya Winsor McCay yang berjudul Gertie the Dinosaur,
1914. McCay telah memulai sebuah cerita yang mengalir dalam animasinya
ditambah dengan beberapa efek yang mulai membuat daya tarik tersendiri. Hal ini
juga mulai terlihat pada karya Otto Messmer, Felix the Cat.
Pada era ini, cerita animasi
masih banyak terpengaruh pola cerita klasik, mungkin masih terasa hingga saat
ini. Tipikal ceritanya selalu dengan tokoh yang menjadi hero dan musuhnya.
Industri animasi mulai kembali menanjak di Amerika manakala komersialiasi mulai
merambah dunia tersebut. Cerita and strory line pun mulai beragam disesuaikan
dengan demand publik. Industri-industri film raksasa mulai membuat
standardisasi animasi yang laku di pasaran. Biaya produksi pun dapat ditekan
dan tidak setinggi dulu. Akhirnya kartun mulai memasuki era manufaktur
dipertengahan abad ke dua puluh.
http://ms.wikipedia.org/wiki/Animasi_tradisional
http://id.prmob.net/animasi/tradisional-animasi/animasi-komputer-2049391.html
No comments:
Post a Comment